Selasa, 12 Februari 2019

Jatuh Cinta Pada Teh

Sebagai seseorang yang pernah overdosis kafein yang bikin hormon kacau dan akhirnya jadi sensitif kafein, aku jadi mencari alternatif minuman pengganti kopi yang lebih rendah kafein. Piliham pertama jatuh pada Coklat & Teh!

Tea People, angkat tangan!

Setiap kali ke cafe, yang aku cari pertama adalah non-coffeenya ada enggak? Terus biasanya pesen coklat. Tapiiii, lagi-lagi bermasalah ketika memesan coklat terlalu sering : jadi break out lagi karena terlalu banyak makan makanan manis. Duh repot ya! So, aku beralih ke minum teh.

Kebetulan banget, waktu itu aku melanjutkan karirku di dunia teh, di Pabrik Teh Savis Tea sebagai Marcomm. Sebagai anak komunikasi, ketika masuk ke suatu brand berarti aku harus masuk sepenuhnya kan ya. Jadi deh aku belajar soal teh dan merasa menemukan kecocokan di situ. Jadi walaupun nih sekarang sudah nggak kerja di Savis Tea lagi, kurasa aku sudah terlanjur jatuh cinta sama Teh :)

Selama ini bagiku teh ya cuma black tea aja. Teh angkringan, teh wedangan dan teh botol. Udah cukup. Teh juga bagiku minuman yang biasa aja, nggak tahu kalau punya khasiat kesehatan atau apa. Teh ya teh, biasa aja.

Setelah belajar, ternyata teh itu banyak macamnya dan memiliki beragam khasiat. Cara bikinnya juga nggak simpel, dipetik, dikeringin trus diseduh gitu aja udah. Nggak sesimpel itu, butuh proses yang panjang hingga dia bisa hadir di cangkir kita. Selain itu, aku juga baru tahu kalau ternyata teh-teh yang dikonsumsi sehari-hari di Indonesia itu adalah teh dengan grade rendah, karena yang mahal dijual di luar negeri. Hmm, sering denger kan ya yang beginian?

Lalu apa saja sih jenis-jenis teh? Coba lihat gambar ini!

Basically, teh dibedakan jadi 4 jenis ini

Kalau di China, ada lagi yang namanya Yellow Tea & Pu-erh Tea.
Jenis-jenis teh kalau di jepang, Matcha cuma salah satunya

Ternyata banyak ya, sangat terantung oleh jenis teh dan bagaimana cara pemrosesan di kebun dan di dapur. Hihi. Pada intinya, teh adalah minuman yang terbuat dari seduhan daun Camellia Sinensis, walaupun berbeda-beda namanya. Yang membedakan dari macam-macam teh diatas adalah cara pengolahan dan fermentasinya. Nah, kita coba bahas macam-macam teh dari yang paling umum aja dulu ya.

Black Tea : Teh Yang Paling Kita Kenal Sehari-hari
Teh yang biasa dikonsumsi adalah Black Tea, yang mengalami proses fermentasi terlama (kecuali Puérh) sehingga daunnya menghitam dan menghasilkan seduhan coklat kemerahan. Black Tea memiliki kafein tertinggi, dan jika kebanyakan minum Black Tea, bakalan bahaya bagi lambung. So, sebagai orang yang pernah overdosis kafein, aku nggak mau banyak-banyak minum black tea dalam waktu satu hari. 


Tapi, sebenarnya, Black Tea yang ada di pasaran itu bukan kualitas yang baik lho. Melainkan sudah daun yang agak tua dan tercampur dengan batang (teh tubruk). Hal ini berkaitan sama jaman penjajahan dulu, di mana Black Tea berkualitas baik diimpor ke Eropa oleh VOC, sehingga kita orang Jawa hanya dapat sisa-sisa. Biar tetap enak dikonsumsi, ditambahkanlah melati dan akhirnya lebih dikenal dengan teh melati seperti sekarang. Kalau rasa aslinya Blacktea bagaimana dong? Soal rasa, biasanya Black Tea memiliki rasa malty, robust dan punya medium-high Body. Kalau penasaran, coba deh cari Black Tea dengan varian "English Breakfast" atau Orange Pekoe, karena varian itu mengandung daun pucuk teh yang muda dan berkualitas tinggi.

Aslinya Blacktea itu seperti ini, daunnya lembut tanpa batang.


Oolong Tea : Teh Gurih Bermanfaat Untuk Metabolisme Tubuh

Setelah Black Tea, ada Oolong Tea. Teh ini jarang banget diminum orang, padahal rasanya enak dan punya khasiat untuk membantu melancarkan metabolisme tubuh. Kalau habis minum ini, rasanya langsung pengen ke toilet, hihi. Rasanya juga lebih segar, kalau istilah dalam tea tasting, body-nya lebih light dari Black Tea. Apalagi kalau dingin atau di coldbrew, hmmm, segeeeerr banget. Lalu rasa oolong ini unik, karena kamu terkadang menemukan rasa savory seperti rumput laut.




Green Tea : Teh Favorit Penghilang Jerawat

Selanjutnya, salah satu teh kesukaanku sekarang, Green Tea! Dia ini diproses tanpa fermentasi, jadi warna seduhannya lebih terang daripada black tea, yaitu kekuningan hingga kehijauan. Aku mulai suka teh ini semenjak rajin minum + kupakai masker dan berhasil mengurangi jerawatku.

Resep bebas jerawat dengan GreenTea

Green tea juga bisa membantu untuk menurunkan berat badan (katanya sih, aku belum membuktikan). Rasa teh hijau sangat khas, ada rasa sepat (astringent), vegetal, smokey dan kadang ada rasa manisnya. Kalau kualitasnya bagus, kamu akan menemukan rasa-rasa lain yang unik seperti rasa tuna dan lain sebagainya. Aku suka mengkonsumsinya tanpa gula.



Oya, Green Tea agak salah kaprah sama Matcha. Kalau dalam tradisi jepang, Matcha itu adalah Green Tea yang berbentuk powder. Jadi, Matcha itu bagian macam dari Green Tea. Green Tea juga tidak berarti berwarna hijau banget, tapi hijau-kekuningan jika diseduh. Kalau kalian lihat Green Tea yang hijau banget, kemungkinan itu menggunakan pewarna makanan, biasa ditemukan di teh tradisi dari Thailand (emang dari sononya gitu ternyata, suka ditambahin coloring karena warna teh sisa yang sudah tidak berwarna).


White Tea : Teh Langka dengan Antioksidan Yang Tinggi



Setelah teh hijau, olahan daun camelia sinensis yang juga jadi favoritku serta merupakan teh langka adalah White Tea. Menemukan White Tea memang nggak mudah, karena dalam 1 hektar kebun, biasanya hanya menghasilkan 1kg teh saja. Bentuknyapun lumayan aneh, kalau orang awam lihat kayak ikan teri. White Tea diambil dari pucuk daun teh yang masih menguncup dan dipetik sebelum matahari bersinar. Karena itulah, White Tea atau teh putih ini memiliki antioksidan yang paling tinggi.

Gimana rasanya? Buat kalian yang merokok atau peminum kopi berat, mungkin kalian akan merasa White Tea ini seperti air biasa. Karena rasanya se-light itu. Namun buat non-smoker, kalian bisa menemukan rasa manis madu yang flowery. Teh ini lebih nikmat jika disajikan tanpa gula.

Tisane : Teh yang tidak berasal dari Pohon Teh



Pernah minum Teh Rosella? Nah, berarti kalian sudah pernah mencoba apa yang namanya Tisane. Ya, Tisane adalah Teh yang bukan dari pohon teh (Camellia Sinensis), tapi dari tumbuhan, bunga bahkan empon-empon lainnya. Misalnya, Teh Rosella, Teh Mawar, Teh Bunga Telang, Teh Lemongrass (daun sereh), Teh Peppermint dan lain-lain.

Aku sendiri baru pernah minum Rosella, Mawar dan Bunga Telang, rasanya sungguh lucu, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata hahaha. Yang paling teringat adalah ketika aku minum teh bunga mawar, wangi banget dan rasanya manis.

Rose Tea, dari Rose Bud

Blue Tea terbuat dari Bunga Telang (Butterfly Pea Flower)



Teh Masa Kini : Perpaduan Tisane dan Teh
Tisane Tea biasanya berbentuk Loose Leaf. Lucu kan.

Kalau dari dekat seperti ini, warna-warninya dari safflower

Macam Tisane Tea yang lainnya

Perkembangan Teh yang satu ini belum umum dikenal masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Walaupun sebenernya, orang Jawa sendiri sudah menemukan inovasinya yaitu Teh Melati yang merupakan campuran Teh Hitam/Hijau dengan bunga melati. Namun, di eropa sana, sudah umum dikenal beragam teh yang dicampur tisane. Aku sendiri jadi suka banget explore teh karena ini. Oiya, jenis teh ini pernah sempat jadi wedding souvenir-nya Raisa & Hamish lho!



@raisa6690 and @hamishdw choice of wedding favours are this tea from @teanco.id @teanco.gifts co. Each box contain 3 different tea flavours chosen by @raisa6690 herself and wrap with box designed by @thedistilleryasia . Stay tuned as we will be sharing more exclusive footage until tonight! #BridestoryXRaisaHamish Copyright of Bridestory.com @thebridestory | Wedding Consultant: Hilda by Bridestory @by.hilda | Venue: AYANA Midplaza Jakarta @ayanajakarta #ayanajakarta | Wedding Organizer: @arteaorganizer | Pemandu Adat Akad: Ibu Lien Herlina | Photography and Videography: @davidsalimphotography @davidsalim | Decoration: @cosaprojects | Flowers: @mimsybotanical | Furniture: @trouvevintage | Tableware Rentals: @thehosttable | Lighting: @lightworks.id | Bride's Dress & Attire Akad: @verakebaya | Men's Formal Wear Akad: @verakebaya | Family's Dress & Attire: @verakebaya | Bride's Make Up Akad: @marlenehariman | Bride's Hair & Headpiece: Sanggar 27 | Bridesmaid's Dress: @petiteandthebuns | Invitation: @thedistilleryasia | Favors & Gift: @teanco.id @teanco.gifts | Design box favors & gift: @thedistilleryasia | Soundsystem: @aphsoundlab | Mahar box: @rose_arbor_seserahan @mahar_by_rosearbor | Wedding Ring: @tiffanyandco | Groom's Grooming: @barry_ritonga
A post shared by Bridestory (@thebridestory) on


Nah, ada juga yang namanya Tea Mixology, mencampur teh dengan seni mixology, pernah kubahas di sini. Plus juga ada yang namanya teknik Cold Brew, kapan-kapan ya kita bahas :)



Itu tadi cerita kenapa aku jatuh cinta dengan teh dan juga jadi kenal macam-macam teh yang ada, bahkan juga teknik-teknik pembuatannya. Kalau teman-teman, udah nyobain teh apa aja nih?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

authorHi There! Thanks for visiting my blog. You can call me bella.
Learn More →