Selasa, 02 Januari 2018

Refleksi 2017 : Rebuild The Future

Mengawali 2017 kemarin dengan menulis refleksi, dan melanjutkan kebiasaan itu. Aku berharapnya apa yang aku tulis menginspirasi teman-teman dalam kehidupan dan tantangan masing-masing.
Memasuki 2017, aku merasa sedang dilanda yang namanya “quarter life crisis”. Di mana aku merasa stuck, bingung dan kehilangan jati diri. Akhir tahun 2016 adalah masa di mana aku menekan tombol RESET dan sepertinya 2017 adalah masa di mana aku berusaha membangun reruntuhan hidup kembali.




Get My Confidence Back!

Awal tahun 2017 aku jadi makhluk yang paling nggak PD sedunia. Oke, terdengar lebay, tapi rasanya benar-benar begitu. Aku takut ketemu orang yang belum kukenal, bahkan aku sampai takut keluar kamar kos untuk bertemu orang, even itu tetangga kos. Depresi dan anxious parah. Gejala ini berangsur mereda setelah aku mencoba untuk olahraga Yoga. Namun itu aja nggak cukup, aku masih belum pede dengan diriku sendiri dan rasanya nggak enak banget. Suatu hari aku diajak untuk jadi pembicara mengisi workshop di salah satu perguruan tinggi Yogyakarta. Ironis banget kan, lagi nggak pede sama sekali tapi kudu pede tampil jadi pembicara. Aku jadi merasa awful dan tertantang untuk memperbaiki ini, lalu langsung ikutan Public Speaking Intensive Class di SWARAGAMA Training Center. Di situ kelihatan banget aku nggak pede karena pas test ngomong di depan kelas, aku selalu melihat ke bawah. Benar-benar ngawur rasanya. Tapi, setelah beberapa pertemuan, aku menemukan kata-kata ajaib yang bikin rasa percaya diriku balik lagi seketika. Langsung ada perbedaan besar setelah aku ikutan public speaking class tersebut and yep, here I am, starting to trust myself more and get my confidence back again! 

Belajar mencintai diri sendiri

Yang itu nggak mudah. Musuh terbesar kita adalah diri sendiri, diri kita tahu kelemahan dan mimpi terbesar kita sehingga kita sangat rapuh dan mudah kalah olehnya. Dan di 2017 aku berusaha banget buat mencintai diri sendiri dengan beragam cara. Awalnya berat ternyata merubah mindset bahwa aku patut dicintai, karena selama ini aku mencari pengakuan orang lain tentang diriku sehingga lupa mengakui kekuatan diri sendiri. Aku konsultasi dengan banyak orang, berbagi cerita dengan teman-teman dekat yang ternyata sedang mengalami hal yang sama. Aku sering menghabiskan waktu untuk berkontemplasi dengan diri sendiri, apa kekurangan, apa yang bisa dipelajari dari kesalahan, melihat hal-hal yang mampu kucapai dan memberi reward kepada diri sendiri. Apalagi ketika aku menemukan buku bagus banget berjudul Berdamai dengan Diri Sendiri karya Muthia Sayekti. Buku ini benar-benar buku yang aku perlukan untuk semakin mencintai diri sendiri dan berdamai dengan konflik batin sehingga aku bisa berkarya lebih baik lagi.

Found Myself Again

Akhirnya, setelah berhasil mencintai diri sendiri, aku menemukan diriku lagi. I embrace my weirdness-es, my geekness and my own opinion because that’s made me who I am. Cat rambut pakai peekaboo style, diwarnain MERAH yang itu totally different. Ganti wardrobe, embrace my pinkish tone, sampai rasanya semua yang nempel warnanya pink! Ternyata, it's satisfying ketika aku mendengarkan diriku sendiri dan melakukan apa yang aku suka (selama ini aku cuma fokus membuat kebahagiaan untuk orang lain).

Move to SOLO dan RESIGN 2 Kali

Pulang ke Solo ini diawali dengan perasaan nggak ikhlas karena hidup di JOGJA benar-benar hidupku. Kotanya, orang-orangnya, cara berpikir orang-orangnya, rasanya soul-ku udah jogja banget. Tapi, demi mempersiapkan masa depan dan kebutuhan untuk lebih dekat dengan keluarga nggak bisa ditunda, akhirnya memutuskan untuk pulang ke Solo (dengan persiapan yang panjang). Ternyata mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion dan kapasitasku di Solo itu susah! Sehingga aku resign dua kali. Untuk seukuranku yang biasanya sabar dan setia, pindah kerjaan dua kali dalam waktu setahun itu cukup mencengangkan (LOL).

Getting Closer To Those People who Love Me

Selain lebih dekat dengan keluarga, tahun 2017 adalah tahun di mana aku lebih sibuk chatting dengan beragam orang. Aku re-connect dengan teman-teman lama, bertemu dengan banyak teman-teman baru yang sangat menginspirasi. Masing-masing orang yang aku temui memberi beragam pembelajaran yang berharga, terutama tentang kehidupan. Dan aku menghargai setiap koneksi yang terjalin dengan mereka. Rasanya fulfilling banget bisa bertemu dengan banyak orang hebat dan baik, thus grateful karena Allah mengirimkan orang-orang sebaik mereka untuk membantuku.

ooo

2017 memberi pelajaran berharga, tentang membangun kembali apa yang sudah rusak di tahun sebelumnya. Dan perjalanan ini masih panjang, masih banyak yang harus dibenahi dan dipelajari karena sesungguhnya hidup itu terus belajar. So, di tahun 2018 aku ingin :

1. Stay true to myself, love myself, selalu bersyukur dan berpikiran positif.
2. More sharing and connect to those beautiful soul. Setiap orang yang kutemui punya pembelajaran yang baik dan jiwa-jiwanya cantik. I want to see more in 2018.
3. Get more wisdom to level up in 2019. Semoga rencana menikah di 2019 dimudahkan oleh Allah.

Terima kasih sudah mampir, semoga 2018-mu diberikan berkah dan pengalaman baru yang bermanfaat untukmu!

3 komentar:

  1. Hmm.. I feel the same, untuk poin yg move to Solo...

    Rasanya sekarang pun jiwa dan hati masih di Jogja, meski raga di Solo..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jogja emang punya kesan tersendiri ya mas yaa 😁😁

      Hapus
    2. Aku 8 tahun di Jogja eh soalnya..
      Terlalu banyak kenangan untuk ditinggal.. hehe

      Hapus

About

authorHi There! Thanks for visiting my blog. You can call me bella.
Learn More →